Postingan

Buku

Ada sebuah buku buku dongeng yang jadi favoritku sudah kubaca ratusan kali atau ribuan kali? entahlah,  intinya itu buku favoritku Buku ku tak kupinjamkan ke orang lain terlalu kusayang terlalu jadi rahasiaku tak boleh ada yang tau kalau aku terlalu suka membaca buku itu Tiap kata terekam jelas dalam memoriku dan aku membangun istana dalam otakku tiap ruang di istanaku menyimpan frasa yang kubaca setiap harinya terpampang jelas tak kulupa sehuruf pun tidak Tapi bukuku mungkin sudah harus kuganti, kan? sudah terlalu lama kubaca padahal makna nya entah apa hanya dongeng yang tak kan pernah jadi nyata aku dibodoh-bodohi buku kesayanganku Buku lamaku, menurutmu buku yang baru seharusnya seperti apa? supaya jangan aku dibodohi dan menghabiskan waktu lagi membaca saja tapi tak pernah kutambah entah tulisan apa supaya isi bukuku yang baru ada cerita dariku juga

andai

sungguh ini hanya andaian tak perlu terlalu kau pikirkan yang penting kau perhatikan andai aku ini sepatu saat ukuran kakimu bertambah apa kau akan mengganti aku? atau malah memaksa sepatu sempit ini muat untukmu? dan mana yang lebih baik menyimpanku atau menyampakkanku? andai aku ini bajumu saat hujan deras turun dan aku hanya diam menjilat air  apa kau akan memeras bajumu? atau tetap memakainya? karena kau tau baju ini pun kedinginan dan ia pun muak dengan air dimulutnya dan ia pun muak karena dia tak bisa berbuat apa-apa karena ia tak mau kau kedinginan seperti dia dan tak tau kenapa ia tak bisa apa-apa sekali lagi ini hanya andaian andai aku ini jam tanganmu jika aku menunjukkan tanggal yang salah atau kau terlambat karena aku habis baterai apa kau akan memutar-mutar bautku mungkin mengganti bateraiku karena kau tau aku tak bermaksud menyulitkanmu yang mungkin juga membuatmu malu atau  kau malah mengganti jam

Pulang Kampung

Selamat Natal! Banyak yang mau aku ceritakan. Berangkat dari Medan dengan bus; yang merupakan pengalaman pertama aku, akhirnya aku sampai di Pekanbaru. AKHIRNYA AKU SAMPAI DI PEKANBARU. Akhirnya libur!! Akhirnya aku sampai di hari ini!! Selama dikelas aku dan Maya sering kali liat-liat kalender buat ngitung berapa hari lagi menuju tanggal 23. ‘Lama kali rasanya waktu jalan ya, Tin. Ga sabar!!’ Makasih buat There, Vivi dan Evelyn yang udah rela hujan-hujanan buat beli bolu meranti:”) sampe sakit awak perkara bolu meranti ini, terlewat kuis kalkulus L Makasih juga buat Bang Randy yang udah jadi partner pulang kampung kali ini. Tiada kesan tanpa kehadiranmu wkwk Lucunya, setelah Bang Randy turun ( dia di Duri, sebelum Pekanbaru ), ada anak kecil yang namanya Axel ganteng; dia sendiri loh yang nambahin, duduk disebelah aku. Mama dan abangnya duduk di kursi sebelah aku. Asli anak ini lucu bangettt. Baru kenal bentar dia udah bilang lapar, jadi kami berbagi Oishi Spong*

Stranger with Memories

Gambar
Stranger With Memories  Pernah ga kalian mengalami perputaran aneh dalam hidup pertemanan?  Dari yang awalnya  orang asing  berubah menjadi  kenalan . Kemudian kalian makin sering ketemu dan rutinitas membuat kalian menjadi  teman . Seiring berjalannya waktu, kecocokan dalam topik bicara, selera humor atau hobi menggiring kalian menjadi  teman dekat  atau  sahabat . Lalu  kondisi  memisahkan kalian,  sehingga kalian kembali berubah menjadi seorang  teman .   Hingga  jarak  yang semakin jauh dan waktu yang semakin lama  mengubah status kalian kembali menjadi  orang asing.   Aneh kan? Siklus ini umum sih emang.  Ketika dia sudah menjadi orang asing, yang tersisa tinggal nama dan kenangan.  Kini hanya ada dia dan  teman barunya , begitu juga aku dan  teman baruku . exactly. strangers with memories. Karena banyak waktu luang akhir-akhir ini aku makin sering buka hape. Sangking ga ada yang chat, aku  pernah ngecek satu-satu contact BBM aku, cuma buat ngeliat di

Return

Hai! Astaga, udah lama kali kayaknya ga ada nge-post hahaha. Usang kali blog ini nampaknya *tiup-tiup debu* Jadi gini, aku kemarin baca blog abang aku. Terus aku tanya-tanya dia tentang salah satu post dia. Terus dia bilang, “Aku juga baca blog-mu” aku punya blog……? Barulah aku tersadar sama keberadaan blog ini yang isinya post-post galau masa SMA. Aib banget sebenarnya pernah bikin post galau semacam itu. Ababil banget yakan? Referensi nih buat anak-anak SMA diluar sana yang banyakan galau dibanding mikirin SBMPTN sudah dekat. Kusarankan kalian cepat-cepat balik arah, soalnya dulu aku rajin leha-leha banget. Brace your self, guys! Jangan sampe nyesel hehehe. Sebenernya aku seneng sih punya blog. Kebaca dulu level dewasa aku dimana. Nostalgia gimana temen-temen dulu baca blog aku juga. Blog biru titin katanya. Gila, kangen bangeeeeeet sama mereka. Anyway, aku udah kuliah sekarang. Posisi di Medan bos, USU Teknik Industri. Jadi LDR lah sama bocah-bocah tengik dan ga

Labirin

Kau itu menyebalkan. Kau tak pernah bisa memahami apa mau ku, sedikit pedulilah padaku. Sementara aku menangis karena pedihmu, kau terus menerus meminta maaf tanpa tahu bagaimana membuatku kembali tersenyum. Sementara aku terisak, kau hanya bisa berjanji takkan mengulang semua itu kembali. Kau hanya berjanji. Kau terlalu sulit untuk dipahami. Jalan pikiranmu seperti labirin yang membawaku tersesat. Membuatku berhenti pada persimpangan dan tak tahu harus kemana. Kau itu keras kepala. Entah apa yang membuatku mencintai pribadi yang sepertimu. Kau itu robot dimataku, mengapa terkadang bertindak tanpa memikirkan perasaanku? Kau sering tenggelam dalam duniamu sendiri. Apa aku pernah tak mempedulikanmu? Lalu mengapa kau malah melakukan apa yang tak ingin ku lakukan padamu? Kau yang menyesatkanku dalam labirin penuh dilema ini. Aku terlalu mencintaimu, sampai-sampai ketika kau menyakitiku, aku masih saja bersikukuh akan dirimu. Terlalu sulit untuk melepasmu, karena ketika aku melakukan

Cinta dan Kehilangan

Cinta dan kehilangan, mereka begitu dekat ternyata. Aku sudah menyangka, hanya saja mungkin tidak mempersiapkannya. Aku hanya mempersiapkan hati untuk jatuh cinta padamu, tanpa mempersiapkannya untuk mengucapkan selamat tinggal. Apa kabarmu disana? Malam-malam terus panjang disini tanpamu. Meski aku takkan pernah bosan menunggumu, setiap hari di depan pintu rumahku. Menghadap ke kaca besar itu, berharap ada bayang sosokmu disana. Meski aromamu masih kuat menguar dalam setiap sudut rumahku, aku takkan pernah menemukanmu. Yang ku temukan hanya rindu yang semakin mendalam seiring waktu berjalan.  Aku berjalan terus dan terus mencari bayangmu, hingga akhirnya aku sampai pada sebuah persimpangan. Aku tak tahu harus kemana, ke kiri atau ke kanan. Melupakanmu—yang kupastikan sulit untuk kulakukan—atau   terus mencari bayang-bayangmu?